KOMITMEN,LOYALITAS,CINTA.
Tiga
kata yang sudah sangat sering diperdengarkan dalam berbagai forum yang
mengatas namakan mereka IPNU(Ikatan Pelajar Nahdlatul ‘Ulama’).
Tiga kata yang sudah tidak asing lagi di telinga para aktivis badan otonom dari
organisasi sekelas NU(Nahdlatul ‘Ulama’) yang bergerak dalam hal
keterpelajaran seperti IPNU. Tiga kata yang mungkin tidak ada satupun yang
tidak mengerti tentang makna dari kata-kata tersebut. Tiga kata yang selalu
terngiang-iang dalam telinga kader-kader IPNU. Bahkan hampir dari semua
kegiatan yang mempromosikan dirinya sebagai kegiatan pengkaderan milik IPNU
selalu ada imbuhan dari salah satu kata-kata itu, atau mungkin memakai semua
kata itu sebagai tema dari kegiatan-kegiatan.
Ada ribuan kamus yang di susun oleh banyak cendikiawan untuk mendefinisikan
tiga kata itu. Tapi menjadi hal yang sangat menggelikan ketika ada yang hanya
bisa mengerti arti dari suatu kata namun sama sekali tidak bisa merealisasikkan
makna yang tekandung dalam kata tersebut. Saya melalui artikel ini juga
tidak memungkiri bahwa sangat sulit untuk menjadi seorang yang bisa melakukan
setiap apa yang dikatakan. Namun melalui artikel ini saya mencoba untuk
mengingatkan diri sendiri dan dan para pembaca untuk senantiasa memaknai
kata-kata tersebut dengan sikap yang konkret. Sikap yang diwujudkan dengan
bentuk tindakan nyata yang jelas tujuan akhirnya adalah menjadi organisasi ini
sebagai wadah dari tempat kita memperjuangkan agama.
Ada seorang yang penah bilang,“Bertawasul kepada IPNU itu juga baik
untuk bisa mencapai apa yang di inginkan.” Namun yang menjadi tanda tanya besar
adalah
“Bagaimana cara kita bertawasul kepada IPNU?”
Kita
tidak perlu memikirkan terlalu dalam apa arti dari tawassul itu, karena
akan butuh berjuta-juta lembar halaman kamus untuk memaknai kata itu. Namun
secara singkat boleh donk saya berpendapat bahwa salah satu wujud tawasul
kita terhadap IPNU adalah dengan mengembangkan sikap Komit, Loyal, dan Cinta
kita pada IPNU.
Bukan hanya pertanyaan itu yang perlu di jawab, tapi masih satu pertanyaan
besar lagi ketika telah terjawab pertanyaan di atas, yakni
“Bagaimana bentuk Komit, Loyal, dan Cinta itu?”
Secara
sederhana juga saya akan berpendapat bahwa jawaban dari pertanyaan yang kedua
ini adalah cukup dengan menjalankan dengan baik dan benar apa yang menjadi
tanggungjawab kita pada organisasi ini. Jawaban ini juga saya lontarkan bukan
tanpa sebab yang jelas, karena ada suatu pendapat dari seorang sufi yang
menyatakan bahwa ,“ Takdir itu menimbulkan perintah.” Dan suatu
organisasi itu dikatakan hidup ketika apa yang ada dalam organisasi
tersebut berjalan dengan sebagaimana mestinya, baik, dan benar. Jadi kita baru
bisa dikatakan taqwa kalau kita sudah menjalankan apa yang menjadi perintah
untuk kita, atau dengan kata lain tawassul kita kepada IPNU merupakan suatu
keharusan yang perlu untuk kita laksanakan dengan baik sebagai bentuk
pelaksanaan perintah terhadap kita akibat dari takdir yang menjadikan kita
seorang kader IPNU.
Mohon maaf tidak terlalu banyak hal yang dapat yang dapat saya utarakan sebagai
penjelas dari bait-bait kalimat saya di atas, karena saya yakin kader IPNU
sudah sangat cerdas untuk menafsirkan celoteh saya di atas. Namun saya sekali
lagi hanya mencoba untuk mengingatkan diri saya pribadi dan pembaca yang merasa
menjadi kader IPNU untuk senantiasa memperbanyak tawassul kita pada IPNU ini
sebagai bentuk sikap kita terhadap organisasi ini yang mana Allah telah
memberikan kita segalanya melalui IPNU kita ini.
“TETAPLAH
TERSENYUM DENGAN BANGGA WAHAI KADER-KADER IPNU”.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !